Selain panorama alam yang menawan, deretan perbukitan Menoreh di wilayah
Kulonprogo menyimpan potensi wisata natural yang beragam. Satu di
antaranya adalah Goa Sikidang Kencana di Girimulyo yang terbilang masih
perawan. Goa ini terletak di wilayah perbukitan Pedukuhan Sabrang
Kidul, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Memiliki kedalaman lorong sekitar
150 meter dan terdapat sungai bawah tanah yang alirannya konon bisa
tembus sampai Goa Kiskendo di wilayah Desa Jatimulyo. Namun, pintu
keluar goa saat ini tertutup oleh bongkahan batu besar sehingga manusia
tidak bisa melewatinya.
Mulut goa berupa lubang sempit berdiameter sekitar dua meter saja dan sedikit curam. Begitu masuk ke tubuh goa, sebuah ruang cukup lapang dengan stalaktit dan stalagmit yang saling menjulang serta batu-batu berukuran besar langsung tampak menyambut. Gemericik air dari aliran sungai kecil menggema di dalam goa serta sesekali ditimpali cericit kelelawar penghuni gua. Nuansa eksotis pun semakin menyeruak.
“Goa ini terbilang masih perawan dan belum banyak dikenal. Padahal, Goa Sikidang ini cukup punya daya tarik,” kata Kepala Desa Purwosari, Purwito Nugroho, Minggu (15/6/2014).
Menurut Purwito, goa itu ditemukan oleh Mbah Bongsoriyo, leluhur Desa Purwosari beberapa ratus tahun yang lalu. Adapun keturunan ketujuh Mbah Bongsoriyo, Sarijan (75), saat ini masih hidup di desa tersebut. Penemuan goa bermula ketika Mbah Bongso tengah menggembalakan kambingnya di sekitar goa. Namun, saat hendak pulang, Mbah Bongso mendapati beberapa ekor kambingnya ternyata hilang.
Dia lalu mencarinya dan menemukan kambingnya ada di goa tersebut. Saat itu, kambing-kambing tersebut terlihat berkeliaran di dalam goa bersama seekor kidang atau kijang (rusa). Dari situlah, goa tersebut kemudian dikenal sebagai Goa Sikidang Kencana.
Dari struktur lorong dan bebatuan, lanjut Purwito, goa ini memiliki daya tarik tersendiri. Yakni adanya enam spot menarik yang merupakan hasil cipta alam dengan komposisi bebatuan yang menakjubkan. Di antaranya adalah berupa batuan kapur besar yang menyerupai pohon beringin lebat (ringin kurung), batuan serupa kentongan, ruangan besar yang disebut selangit dan bebatuan alami yang serupa bentuk stupa candi (candi sewu).
Selain itu juga ada batu hasil menyatunya stalaktit dan stalagmit yang membentuk semacam tiang goa (soko bentet) serta batu besar yang menyerupai bentuk hati (bungkus angkrem). Meski begitu, potensi goa tersebut masih belum tergarap maksimal oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo.
“Goa ini tentu saja bisa jadi daya tarik untuk wisata minat khusus. Kami berharap pemerintah bisa membantu kami untuk menggarap Wisata Jelajah Goa Sikidang ini,” kata Purwito.
Upaya untuk mengenalkan potensi wisata Goa Sikidang ini tak hanya dilakukan oleh pihak desa. Komunitas di Kulon Progo yang merasa peduli dengan obyek-obyek wisata alternatif juga berusaha untuk turut mempromosikan goa tersebut pada khalayak yang lebih luas.
Misalnya Forum Binangun Kulonprogo (FBKP), sebuah komunitas yang terdiri atas penggiat media sosial Facebook atau sering disebut fesbuker.
Ketua FBKP, Bagus Loka mengatakan, sebagai warga Kulon Progo, pihaknya merasa perlu untuk turut memopulerkan potensi yang belum banyak dikenal. Apalagi, Goa Sikdiang memiliki panorama yang masih sangat alami dan asri. Dalam penilaiannya, goa ini sudah semestinya bisa digarap optimal menjadi tujuan wisata yang akan menjadi ikon baru Kulon Progo.
Mulut goa berupa lubang sempit berdiameter sekitar dua meter saja dan sedikit curam. Begitu masuk ke tubuh goa, sebuah ruang cukup lapang dengan stalaktit dan stalagmit yang saling menjulang serta batu-batu berukuran besar langsung tampak menyambut. Gemericik air dari aliran sungai kecil menggema di dalam goa serta sesekali ditimpali cericit kelelawar penghuni gua. Nuansa eksotis pun semakin menyeruak.
“Goa ini terbilang masih perawan dan belum banyak dikenal. Padahal, Goa Sikidang ini cukup punya daya tarik,” kata Kepala Desa Purwosari, Purwito Nugroho, Minggu (15/6/2014).
Menurut Purwito, goa itu ditemukan oleh Mbah Bongsoriyo, leluhur Desa Purwosari beberapa ratus tahun yang lalu. Adapun keturunan ketujuh Mbah Bongsoriyo, Sarijan (75), saat ini masih hidup di desa tersebut. Penemuan goa bermula ketika Mbah Bongso tengah menggembalakan kambingnya di sekitar goa. Namun, saat hendak pulang, Mbah Bongso mendapati beberapa ekor kambingnya ternyata hilang.
Dia lalu mencarinya dan menemukan kambingnya ada di goa tersebut. Saat itu, kambing-kambing tersebut terlihat berkeliaran di dalam goa bersama seekor kidang atau kijang (rusa). Dari situlah, goa tersebut kemudian dikenal sebagai Goa Sikidang Kencana.
Dari struktur lorong dan bebatuan, lanjut Purwito, goa ini memiliki daya tarik tersendiri. Yakni adanya enam spot menarik yang merupakan hasil cipta alam dengan komposisi bebatuan yang menakjubkan. Di antaranya adalah berupa batuan kapur besar yang menyerupai pohon beringin lebat (ringin kurung), batuan serupa kentongan, ruangan besar yang disebut selangit dan bebatuan alami yang serupa bentuk stupa candi (candi sewu).
Selain itu juga ada batu hasil menyatunya stalaktit dan stalagmit yang membentuk semacam tiang goa (soko bentet) serta batu besar yang menyerupai bentuk hati (bungkus angkrem). Meski begitu, potensi goa tersebut masih belum tergarap maksimal oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo.
“Goa ini tentu saja bisa jadi daya tarik untuk wisata minat khusus. Kami berharap pemerintah bisa membantu kami untuk menggarap Wisata Jelajah Goa Sikidang ini,” kata Purwito.
Upaya untuk mengenalkan potensi wisata Goa Sikidang ini tak hanya dilakukan oleh pihak desa. Komunitas di Kulon Progo yang merasa peduli dengan obyek-obyek wisata alternatif juga berusaha untuk turut mempromosikan goa tersebut pada khalayak yang lebih luas.
Misalnya Forum Binangun Kulonprogo (FBKP), sebuah komunitas yang terdiri atas penggiat media sosial Facebook atau sering disebut fesbuker.
Ketua FBKP, Bagus Loka mengatakan, sebagai warga Kulon Progo, pihaknya merasa perlu untuk turut memopulerkan potensi yang belum banyak dikenal. Apalagi, Goa Sikdiang memiliki panorama yang masih sangat alami dan asri. Dalam penilaiannya, goa ini sudah semestinya bisa digarap optimal menjadi tujuan wisata yang akan menjadi ikon baru Kulon Progo.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »