Wisata Bahari Laguna Lembupurwo merupakan sebuah desa yang terletak di pantai selatan wilayah
Jawa Tengah, tepatnya di kecamatan Mirit, kabupaten Kebumen. Beberapa
tahun belakangan ini wilayah ini berkembang cukup pesat di bidang
pertanian seiring dengan dibangunnya infrastruktur jalan lintas selatan
Jogja - Petanahan atau yang lebih dikenal dengan nama Jl Daendels. Perkembangan ini juga diikuti perkembangan di sektor
wisata, yaitu wisata pantai bernuansa hutan cemara Laguna.
Pantai Laguna Lembupurwo sering juga disebut Pantai Lembupurwo atau Laut Lembu merupakan salah satu pantai selatan yang terletak di kawasan Jawa Tengah yang terhubung langsung dengan Samudra Hindia. Nama Lembupurwo sendiri diambil dari nama desa dimana pantai itu berada, yakni Desa Lembupurwo, Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah.
Sebagaimana kebanyakan pantai di Kebumen selatan, akses menuju ke kawasan tersebut dapat dilalui dari Jalan Deandles. Jika menggunakan GPS, maka lokasi jalan Deandles sendiri terletak dipaling selatan, berbatasan dengan laut, menghubungkan daerah Bantul, Kulon Progo, Wates, Purworejo, Kebumen, hingga Cilacap. Mulusnya jalan yang telah mengalami banyak sekali perbaikan pada tahun 2013 membuat wisatawan dapat mencapai destinasi Laut Lembu hanya dalam waktu setengah jam dari Purworejo atau dua jam dari Bantul.
Pada satu dasawarsa lalu, eksplorasi terhadap area pantai gencar dilakukan. Bukan hanya oleh masyarakat sekitar yang mulai peduli potensi wisata, melainkan juga militer, pengusaha, dan para akademisi. Bagi militer areal pantai Lembupurwo dianggap strategis untuk tempat latihan fisik, sedangkan para pengusaha justru lebih melihat faktor material besi yang terkandung pada butiran pasirnya, yang dianggap bisa mendatangkan nilai ekonomis sangat besar. Lain lagi para akademisi, terutama dari UGM, yang menjadikan lokasi pantai sebagai eksperimen kawasan hijau dengan menanami cemara. Namun seiring dibentuknya kelompok DARWIS (sadar wisata), sebagai pengelola pantai oleh tim KKN UGM pada tahun 2013, kawasan pantai sepenuhnya diberdayakan oleh masyarakat.
Disepanjang bibir pantai, wisatawan dapat melihat barisan pohon cemara yang membentang luas dari barat ke timur. Memadati sebuah daratan sejuk yang dibatasi oleh rawa. Rawa tersebut bermuara di danau air payau, yang melingkar dibawah teduhan pepohonan kelapa kecil terletak pada pinggiran danaunya. Jika wisatawan datang pada saat matahari surut (sunset) pantulan cahaya oranye yang tergenang dipermukaan air danau, lengkap dengan ikan-ikan kecil berlompatan diatasnya seperti terbang, tentu bisa menjadi panorama indah.
Diseberang laguna, dataran pasir yang lebih mirip teksturnya dengan lapangan golf menjadi pemandangan langka di dunia. Gumuk pasir yang terbentuk di Pantai Lembupurwo itu konon hanya ada tiga didunia. Pada sebagian dataran pasir ditumbuhi bunga berwarna ungu cerah yang tumbuh diantara daun-daunan lebat diatas pasir. Pengelola juga menyediakan wisata air menggunakan kapal nelayan bermesin.
Namun daripada keindahan pantainya, wisatawan banyak berdatangan lebih karena tempatnya yang mengasyikan untuk memancing. Selain banyaknya ikan laut yang bisa ditangkap, dibawah teduhan pohon cemara, wisatawan dapat memancing tanpa takut tersengat terik sinar matahri. Tidak jarang para pemancing memilih berdatangan petang hari, lalu setelah selesai, mereka mampir di warung-warung permanen yang buka di kawasan pantai.
Pantai Laguna Lembupurwo sering juga disebut Pantai Lembupurwo atau Laut Lembu merupakan salah satu pantai selatan yang terletak di kawasan Jawa Tengah yang terhubung langsung dengan Samudra Hindia. Nama Lembupurwo sendiri diambil dari nama desa dimana pantai itu berada, yakni Desa Lembupurwo, Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah.
Sebagaimana kebanyakan pantai di Kebumen selatan, akses menuju ke kawasan tersebut dapat dilalui dari Jalan Deandles. Jika menggunakan GPS, maka lokasi jalan Deandles sendiri terletak dipaling selatan, berbatasan dengan laut, menghubungkan daerah Bantul, Kulon Progo, Wates, Purworejo, Kebumen, hingga Cilacap. Mulusnya jalan yang telah mengalami banyak sekali perbaikan pada tahun 2013 membuat wisatawan dapat mencapai destinasi Laut Lembu hanya dalam waktu setengah jam dari Purworejo atau dua jam dari Bantul.
Pada satu dasawarsa lalu, eksplorasi terhadap area pantai gencar dilakukan. Bukan hanya oleh masyarakat sekitar yang mulai peduli potensi wisata, melainkan juga militer, pengusaha, dan para akademisi. Bagi militer areal pantai Lembupurwo dianggap strategis untuk tempat latihan fisik, sedangkan para pengusaha justru lebih melihat faktor material besi yang terkandung pada butiran pasirnya, yang dianggap bisa mendatangkan nilai ekonomis sangat besar. Lain lagi para akademisi, terutama dari UGM, yang menjadikan lokasi pantai sebagai eksperimen kawasan hijau dengan menanami cemara. Namun seiring dibentuknya kelompok DARWIS (sadar wisata), sebagai pengelola pantai oleh tim KKN UGM pada tahun 2013, kawasan pantai sepenuhnya diberdayakan oleh masyarakat.
Disepanjang bibir pantai, wisatawan dapat melihat barisan pohon cemara yang membentang luas dari barat ke timur. Memadati sebuah daratan sejuk yang dibatasi oleh rawa. Rawa tersebut bermuara di danau air payau, yang melingkar dibawah teduhan pepohonan kelapa kecil terletak pada pinggiran danaunya. Jika wisatawan datang pada saat matahari surut (sunset) pantulan cahaya oranye yang tergenang dipermukaan air danau, lengkap dengan ikan-ikan kecil berlompatan diatasnya seperti terbang, tentu bisa menjadi panorama indah.
Diseberang laguna, dataran pasir yang lebih mirip teksturnya dengan lapangan golf menjadi pemandangan langka di dunia. Gumuk pasir yang terbentuk di Pantai Lembupurwo itu konon hanya ada tiga didunia. Pada sebagian dataran pasir ditumbuhi bunga berwarna ungu cerah yang tumbuh diantara daun-daunan lebat diatas pasir. Pengelola juga menyediakan wisata air menggunakan kapal nelayan bermesin.
Namun daripada keindahan pantainya, wisatawan banyak berdatangan lebih karena tempatnya yang mengasyikan untuk memancing. Selain banyaknya ikan laut yang bisa ditangkap, dibawah teduhan pohon cemara, wisatawan dapat memancing tanpa takut tersengat terik sinar matahri. Tidak jarang para pemancing memilih berdatangan petang hari, lalu setelah selesai, mereka mampir di warung-warung permanen yang buka di kawasan pantai.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
1 comments:
Good job....nice...